Indonesia, dengan kekayaan budaya dan tradisinya yang beragam, memiliki berbagai jenis minuman tradisional yang tidak hanya menawarkan rasa yang unik, tetapi juga memiliki cerita dan sejarah yang menarik. Beberapa minuman ini, meskipun pernah populer di masa lalu, kini jarang dikenal oleh generasi muda. Namun, di balik setiap tegukan, ada kisah yang menggambarkan keanekaragaman budaya dan kekayaan alam Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan mengulas lima minuman tradisional Indonesia yang jarang dikenal, namun kaya akan cerita dan makna budaya.

1. Bajigur
Bajigur adalah minuman tradisional khas Jawa Barat yang terbuat dari campuran santan, gula merah, dan jahe, serta kadang-kadang ditambahkan dengan sedikit garam untuk memberi rasa gurih. Minuman ini biasa disajikan hangat, terutama pada malam hari atau saat cuaca dingin. Bajigur dikenal dengan rasa manis, gurih, dan sedikit pedas dari jahe yang menyegarkan.
Bajigur biasanya dijajakan oleh pedagang keliling yang menggunakan gerobak kecil dengan peralatan tradisional. Minuman ini menjadi simbol kehangatan dan keramahan masyarakat Jawa Barat. Pada masa lalu, bajigur sering disajikan pada acara-acara tertentu atau sebagai teman untuk menikmati gorengan seperti pisang goreng atau tahu goreng. Meskipun popularitas bajigur mulai meredup dengan hadirnya minuman kekinian, bajigur tetap menjadi simbol kehangatan dalam kehidupan masyarakat Sunda, terutama saat musim hujan.
2. Es Selendang Mayang
Es Selendang Mayang adalah minuman manis khas Betawi yang terdiri dari campuran tepung beras yang dibentuk seperti mie kecil, sirup gula merah, santan, dan es serut. Nama “Selendang Mayang” sendiri berasal dari nama tarian tradisional Betawi yang menggambarkan gerakan yang lembut dan elegan, mencerminkan rasa lembut dan kenyal dari tepung beras dalam minuman ini.
Minuman ini biasanya ditemukan pada acara-acara adat atau perayaan khas Betawi, dan merupakan simbol kekayaan kuliner yang dipengaruhi oleh budaya Melayu, Arab, dan Tionghoa yang ada di Jakarta. Sayangnya, Es Selendang Mayang kini semakin sulit ditemukan, terutama di kota-kota besar, yang telah digantikan oleh berbagai minuman modern yang lebih populer. Meskipun begitu, bagi yang mengenalnya, Es Selendang Mayang tetap menjadi minuman yang memiliki nilai sentimental dan mengenang tradisi Betawi yang kaya.
3. Bir Pletok
Bir Pletok adalah minuman tradisional khas Betawi yang terbuat dari ramuan rempah-rempah seperti jahe, serai, daun pandan, dan kayu manis, yang direbus dengan air dan diberi gula merah. Meskipun namanya mengandung kata “bir,” minuman ini tidak mengandung alkohol. Bir Pletok dahulu dikenal sebagai minuman penyegar tubuh yang biasa dikonsumsi untuk menjaga kesehatan dan stamina, terutama saat cuaca panas.
Bir Pletok pertama kali populer di kalangan masyarakat Betawi pada masa penjajahan Belanda, sebagai pengganti bir yang sulit didapatkan. Minuman ini dianggap memiliki manfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu pencernaan. Kini, Bir Pletok semakin langka ditemui, dan hanya beberapa warung tradisional atau pasar budaya yang masih menjualnya. Meskipun begitu, Bir Pletok tetap menjadi salah satu warisan kuliner yang kaya akan sejarah dan tradisi Betawi.
4. Cendol Dawet
Cendol Dawet merupakan minuman tradisional yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Minuman ini terbuat dari cendol, yakni mi hijau kenyal yang terbuat dari tepung beras, disajikan dengan gula merah cair, santan kental, dan es serut. Rasanya yang manis dan segar menjadikannya pilihan yang sempurna untuk dinikmati pada hari yang panas. Meskipun terdapat berbagai variasi di setiap daerah, Cendol Dawet yang paling khas menggunakan gula merah yang kental dan santan yang kaya, memberikan sensasi rasa yang lezat dan menyegarkan.
Cerita mengenai asal-usul Cendol Dawet bervariasi di setiap daerah, tetapi umumnya minuman ini berasal dari Jawa Tengah. Pada masa lalu, Cendol Dawet sering dijual oleh pedagang keliling yang membawa gerobak kecil dengan ember-ember berisi bahan-bahan minuman tersebut. Meskipun kini Cendol Dawet bisa ditemukan di banyak tempat, minuman ini sudah mulai jarang dijumpai dalam bentuk tradisionalnya. Sebagai makanan khas yang turun-temurun, Cendol Dawet merupakan bagian dari sejarah kuliner Indonesia yang kaya akan cita rasa lokal.
5. Jamu Gendong
Jamu Gendong adalah minuman tradisional Indonesia yang telah ada sejak berabad-abad lalu. Terbuat dari ramuan berbagai bahan alami seperti kunyit, temulawak, jahe, dan daun-daunan, Jamu Gendong dikenal memiliki banyak manfaat kesehatan, mulai dari meningkatkan stamina hingga memperlancar pencernaan. Minuman ini biasanya dijajakan oleh penjual jamu keliling yang membawa keranjang bambu di punggungnya, dikenal dengan sebutan “jamu gendong.”
Jamu Gendong tidak hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari budaya Indonesia yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Penjual jamu sering kali memberikan ramuan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh konsumen, seperti jamu untuk kesehatan kulit, penambah energi, atau penguat daya tahan tubuh. Meskipun jamu modern kini banyak tersedia di pasaran, Jamu Gendong tetap menjadi simbol tradisi yang terus berkembang meskipun mulai langka dijumpai.
Kesimpulan

Minuman tradisional Indonesia bukan hanya sekadar sajian untuk menghilangkan dahaga, tetapi juga menyimpan cerita dan makna budaya yang dalam. Minuman seperti Bajigur, Es Selendang Mayang, Bir Pletok, Cendol Dawet, dan Jamu Gendong memiliki sejarah panjang yang mencerminkan kekayaan tradisi kuliner Indonesia. Meskipun beberapa minuman ini kini semakin langka dan sulit ditemukan, mereka tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Indonesia. Semoga dengan semakin banyaknya perhatian terhadap kuliner tradisional, minuman-minuman ini bisa tetap lestari dan terus dikenang oleh generasi mendatang.